Monday, June 14, 2010
SABAR, IKHLAS dan BERSYUKUR .....
”...syukuri apa yang ada...hidup adalah anugrah...terus jalani hidup ini melakukan yang terbaik...” (d’massive)
Sabar : sanggup menetralkan suasana hati saat merasa ingin marah.
Ikhlas : mengeluh lebih sedikit, berdoa dan berbuat lebih banyak.
Bersyukur : berterima kasih atas setiap kondisi yang kita terima dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
Itu definisi versi saya.
Tadinya saya pikir saya bisa menuliskan dan membahas tiga hal tersebut satu persatu secara terpisah. Namun ternyata, setiap kali saya mencari makna dibalik setiap kata tersebut, maka ketiganya akan saling berhubungan.
Sabar, ditilik dari segi istilah, didefinisikan sebagai tindakan menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)
Ketidaksabaran adalah penyakit hati, oleh karenanya hanya orang-orang yang kuat hatinyalah yang mampu bertindak sabar. Orang-orang yang sanggup memandang segala sesuatu dari sudut pandang positif. Yaitu, orang-orang bila mendapat kebahagiaan maka dia bersyukur dan bila tertimpa musibah dia bersabar, karena dia meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi padanya adalah hal terbaik bagi dirinya.
Pernahkah Anda mendengar pernyataan,
“Sudah habis kesabaranku, aku tidak tahu lagi apa yang harus aku perbuat, aku pasrah.”
Menurut saya, sabar itu tidak ada batasnya. Orang sabar tidak akan pernah kehabisan stok kesabarannya. Dia akan terus ada dan mengalir sejalan dengan peristiwa yang kita alami, bila memang kita adalah orang-orang yang kuat hati tadi.
Kesabaran bukan berarti ketidakmampuan bukan pula suatu kelemahan.
Sabar bukan berarti ‘nrimo’, bukan berarti menerima suatu kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja tanpa berusaha sedikitpun. Sabar bukanlah pula sesuatu yang pasif, tetapi sabar adalah tindakan aktif dalam menyeimbangkan suatu kondisi. Sabar adalah berusaha mengubah suatu keadaan menuju keadaan yang lebih baik.
Pertanyaannya kemudian adalah, “Apakah kita sudah termasuk orang-orang yang sabar?”
Bila jawabannya adalah belum, dan kita ingin menuju ke sana, mari berlatih, dengan cara :
1. Ikhlas.
Mengikhlaskan niat bahwa segala sesuatu adalah karena-Nya. Dan sebagaimana didefinisikan di atas, bahwa sabar salah satunya adalah menahan lisan dari keluh kesah, maka dengan ikhlas, dengan tidak berkeluh kesah, maka kesabaran itu lambat laun akan muncul.
2. Memperbanyak doa.
Doa adalah obat penenang hati, dengan berdoa, hati kita akan mendingin dan tidak mudah terbakar amarah. Dengan berdoa pula, kita akan semakin yakin bahwa Tuhan maha mengetahui yang terbaik untuk kita.
3. Bersyukur.
Dengan bersyukur kita akan dapat lebih menerima apa yang kita peroleh dan apa yang kita miliki. Dengan demikian kita akan lebih bersabar untuk tidak mengeluh atas apa yang tidak kita miliki.
(note : Anda punya cara lain dalam melatih kesabaran? lakukanlah, barangkali cara Anda itulah yang lebih tepat bagi Anda dan berbagilah, barangkali cara Anda bermanfaat pula bagi orang lain)
Salam,
Ira
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Artikel yg bagus mengenai sabar, ikhlas & bersyukur...
Mau sy share boleh ya....
Post a Comment