Thursday, August 5, 2010

Ikhlas Memberi dan Menerima

IKHLAS MEMBERI DAN MENERIMA

Sedekahkan hartamu dengan penuh keikhlasan.
Memberilah dengan ikhlas tanpa menginginkan balasan.
Membantulah dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.

Sudahkan semua itu mampu kita lakukan? Bila sudah, syukurlah. Saatnya kita berbalik dan melihat diri kita di posisi orang kedua, yaitu orang yang diberi, orang yang dibantu. Sudah ikhlaskah kita menerima semua pemberian dan bantuan itu?

Ikhlas, tidak cukup hanya pada saat kita memberi.
Tidak cukup berhenti hanya pada belajar ikhlas dalam memberi, namun juga belajar ikhlas dalam menerima.

Tanpa sadar terkadang kita tidak ikhlas dalam menerima pemberian atau bantuan dari orang lain. Entahlah, bisa jadi karena kita merasa mampu, atau kita merasa malu untuk diberi dan dibantu.

Contohnya, dalam hal pekerjaan. Pada saat kita mengalami kesulitan, pernahkah kita dengan ikhlas hati meminta bantuan? Atau bahkan pada saat teman menawarkan bantuan (yang sebenarnya memang kita butuhkan), ikhlaskah kita menerima bantuannya?
Kebanyakan dari kita akan menahan diri untuk tidak meminta atau menerima bantuan, dengan berbagai pertimbangan. Ada yang merasa belum waktunya, ada yang mengatakan “saya mampu kok”, ada juga yang karena gengsi kalau harus menerima bantuan/ pertolongan. Alasan-alasan tersebut sah-sah saja karena semua kembali kepada diri kita apakah kita sudah siap hati atau ikhlas dalam menerima bantuan orang lain yang sebenarnya memang kita perlukan.

Contoh lain, dalam keseharian kadang-kadang kita membalas pujian dengan ketidakikhlasan;
Misalnya seseorang berkata kepada kita :
"Wah, hari ini kamu kelihatan cantik".

Apa biasanya respon kita? Macam-macam, misalnya seperti :
"Memang biasanya enggak?", atau
"Ngeledek...", atau
“Kelihatannya? Berarti sebenarnya enggak dong…” atau
"Mau minta tolong apa sih, pakai memuji-muji segala", atau lainnya lagi

Jadi, ada benarnya apa yang dikatakan orang bijak, bahwa kita adalah yang kita pikirkan.
Bila kita menganggap orang lain memiliki maksud kurang baik pada saat memuji kita, maka itulah yang kita maksudkna saat kita memuji orang lain.
Bila kita berpikir bahwa orang lain memberi atau menolong kita karena ada maksud dibalik pemberian atau pertolongannya, maka sebenarnya seperti itulah yang kita pikirkan pada saat kita memberi atau menolong lain.

Ternyata, tidak hanya pada saat memberi yang butuh keikhlasan, tetapi menerima pun perlu keihklasan. Bila kita sudah mampu ikhlas dalam memberi, kini saatnya belajar ikhlas dalam menerima.

Salam.
Oktira Kirana

2 comments:

Anonymous said...

sipppp
sangat membantu
:D

Chairul said...

Good info ...tks