Friday, August 6, 2010

'Stuntman' is my middle name ...

‘STUNTMAN’ IS MY MIDDLE NAME …

Apa yang terbayang oleh Anda saat mendengar kata ‘stuntman’?
Ya, ‘stuntman’ atau pemeran pengganti atau ‘substitute’?
Kesan pertama yang tertangkap pastilah pengisi atau pelengkap yang kurang. Memang terkesan sedikit negatif, namun begitulah paradigma yang selama ini terpatri pada pikiran kita.

Perhatikan saja iklan-iklan film yang dengan bangga mengatakan “tanpa pemeran pengganti”, artinya, pemeran pengganti itu tidak penting, bila pemeran utama berani, kompeten. Mereka bangga karena untuk adegan-adegan penting, tidak ada pemeran pengganti. Contoh saja seperti bintang film Jacky Chan yang selalu mengatakan bahwa dalam semua filmnya tidak pernah menggunakan ‘stuntman’ alias pemeran pengganti tadi.

Namun, terlepas dari makna yang terkandung di dalam kata ‘stuntman’ itu sendiri, menurut saya, menjadi ‘stuntman’ dapat menjadi hal yang positif kalau disikapi dengan positif.

Saya jadi teringat pernyataan yang pernah dilontarkan oleh salah seorang public figure saat saya mengikuti sebuah seminar “…tidak perlu menjadi nomer satu untuk berkarya…”

Saya setuju sekali dengan pernyataan tersebut. Dan kenyataannya pernyataan tersebut terbukti, paling tidak versi saya sesuai pengalaman pribadi. Itu sebabnya saya tidak berkebaratan saat saya harus berperan sebagai seorang ‘stuntman’, karena sebagai ‘stuntman’ saya bisa berperan menjadi apa saja.

Saat mereka memerlukan peran dokter, maka saya bisa berperan sebagai dokter dengan baik, saat mereka memerlukan peran penasihat, saya bisa berperan sebagai seorang penasihat, saat mereka memerlukan peran pendengar, saya bisa berperan menjadi seorang pendengar, bahkan saat mereka hanya memerlukan peran pendamping, saya pun bisa berperan menjadi pendamping yang baik.

Melihat kemampuan aneka ragam yang harus dimiliki, maka jangan salah bila seorang ‘stuntman’ haruslah seorang yang serba bisa. Kalaupun belum serba bisa, maka dia haruslah seorang yang “siap” untuk dibentuk menjadi ‘serba bisa’. Karena seringkali banyak hal yang harus dia dipelajari dalam waktu singkat sebelum dipraktekkan.
Stuntman’ pun perlu training. Kecuali Anda ingin ‘stuntman’ Anda benar-benar ‘terjun bebas tidak pakai payung’ alias modal nekad.

Lalu apa yang saya peroleh dengan menjadi ‘stuntman’ tadi?
Banyak. Dari hal yang saya tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari yang tadinya tidak memahami menjadi paham, bahkan dari hal yang tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, bisa menjadi inspirasi bagi saya. Hebat kan?
Semua kembali kepada diri kita, mau belajar dari hal kecil atau mau mengecilkan hal yang bisa kita pelajari.

Kembali ke pernyataan di atas tadi, maka tidak ada salahnya menjadi orang nomer 2. Diakui atau tidak, toh orang kedua selalu diperlukan. Perhatikan saja, di setiap kepengurusan selalu ada wakil ketua. Dan aturan mainnya pun jelas, bahwa bila ketua berhalangan, maka wakil ketua akan menggantikan atau meneruskan jalannya organisasi.

Dalam hal kompetisi, maka menjadi orang ke-2 sama juga dengan menyemangati orang lain. Kok bisa?
Kalau tidak ada orang nomer 2, maka orang nomor satu tidak akan pernah merasa terancam, karena dia yakin, dialah satu-satunya orang yang akan selalu menjadi nomer satu. Beda dengan kalau dia tahu bahwa ada orang nomer 2 yang setiap saat siap menggesernya dari kedudukan nomer satu, mau tak mau, dia dipaksa untuk terus berusaha lebih baik lagi dan lebih baik lagi kalau tidak mau digeser … :) Sepertinya hal ini berlaku juga dalam bisnis.

Sama dengan orang kedua, maka ‘stuntman’ adalah orang nomer 2 yang kehadirannya dibutuhkan, entah itu sebagai pemeran pengganti, pendamping atau penyemangat.

Jadi, kalau Anda merasa menjadi ‘stuntman’ jangan berkecil hati. Mariah Carey dulunya juga backing vocalist-nya Whitney Houston, tapi sekarang dia lebih bersinar. Jadi bukan tidak mungkin kalau Anda yang sekarang ‘stuntman’ akan lebih bersinar dari pemeran utama yang sekarang Anda gantikan atau dampingi. Time will tell!

Salam,
Oktira Kirana

1 comment:

Glory Gracia Christabelle said...

Hahahaha... waktu akan berbicara kapan stuntman menjadi the chosen one... and the only one...superhero

Justru stuntman bekerja lebih berisiko tinggi, karena banyak melakukan pekerjaan berbahaya dan seringkali dipaksa "terjun bebas tanpa payung" dan harus tetap selamat

Well, menjadi stuntman itu butuh kompetensi tinggi hehehe... bravo stuntman!