Thursday, March 18, 2010

Mengerjakan yang enak atau yang benar?

Mengerjakan yang enak atau yang benar?

"Productivity is never an accident. It is always the result of a commitment to excellence, intelligent planning and focused effort." -- Paul J. Meyer--


Pada suatu ketika Nasrudin Hoja merunduk-runduk di halaman depan rumahnya.
Seorang tetangganya bertanya "sedang apa kau Hoja?". Nasrudin menjawab "aku sedang mencari jarum jahitku". Tetangganya balik bertanya "Kira-kira dimana hilangnya?". "Di dapur" sergah Nasrudin. "Lantas mengapa engkau mencarinya di halaman rumah" tanya tetangganya dengan heran. Nasrudin menjawab "karena di sini lebih terang".

Dari kisah diatas kita bisa menyadari betapa banyak diantara kita yang berharap bisa menyelesaikan sesuatu dengan hanya melakukan hal-hal yang kita sukai saja, hanya karena sesuatu yang benar mengandung sesuatu yang kita tidak suka.

Banyak penyakit ingin peningkatan atau perbaikan tapi tidak mau konsekuensinya. Hanya karena konsekuensinya bukan kesukaan atau kebiasaan kita.

Seorang teman terkena masalah dengan kolesterol, dan bertanya tentang bagaimana menurunkan kadar kolesterolnya. "Cara terbaiknya adalah menghindari makanan berkolesterol tinggi dan olah raga selama 40 menit 2 sampai 3 kali seminggu, kolesterol total akan turun dan kolesterol baik (HDL) akan meningkat".
Seminggu setelah hari itu ternyata dia masih belum memulai program olahraganya, dengan sebuah alasan dia tidak suka olah raga.

Banyak pelajar yang sadar bahwa mereka ingin lulus tapi tidak belajar, karena bermain lebih menyenangkan. Yang paling merebak di negeri kita adalah ingin penghasilan tinggi tanpa kerja keras, hanya kerena bersantai lebih menyenangkan.

Pepatah berbahasa Inggris mengatakan "The cloud has a silver lining. Nothing venture nothing Gain". Peningkatan atau perbaikan bukanlah hasil akhir yang dapat kita peroleh dengan mudah. Perlu persiapan, perlu tindakan yang nyata, perlu evaluasi dan koreksi dan terus-menerus melakukan peningkatan tiada henti.
Kolesterol Anda tidak akan turun dengan tiba-tiba bila Anda tidak menyusun rencana tindakan untuk menurunkannya. Rencana Anda akan tinggal rencana kalau tidak ada tindakan nyata. Tindakan Anda akan menjadi hal yang sia-sia bila Anda tidak tahu apakah tindakan tersebut sudah tepat atau belum, sebab itu Anda perlu mengevaluasi hasil tindakan Anda, apakah hasilnya sesuai dengan yang Anda harapkan atau belum. Bila belum, maka saatnya Anda melakukan tindakan perbaikan.

Plan it, Do it, Check it, Action on it …….. atau dalam bahasa quality-nya adalah PDCA
Proses yang benar yang harus kita lakukan namun seringkali tidak kita lakukan karena “tidak kita sukai”.

Bila Anda hanya melakukan hal-hal yang Anda sukai, dan tidak berusaha untuk mengubahnya, maka mungkin bagi Anda PDCA adalah Please Don’t Change Anything.

Bagaimana?

No comments: