Friday, March 26, 2010

Improvement 6 - Prinsip Prioritas (Pareto)

Improvement 6 - Prinsip Prioritas (Pareto)


Jangan habiskan energy untuk hal kecil.

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.
Atau banyak diantara kita mencari penyelesaian dengan melakukan banyak tindakan sekaligus, yang tentunya membutuhkan biaya dan tenaga yang sangat luar biasa sementara efektivitas hasilnya masih diragukan.

Ada sebuah kisah nyata yang inspiratif :
Pada saat seorang CEO dari sebuah grup manufacturing baru saja ditempatkan di sebuah pabrik, dia mendapati sebuah kenyataan bahwa pabrik yang akan dipimpinnya adalah pabrik yang sangat berantakan dan amburadul. Pabrik tersebut data keuangannya minus, para pekerjanya kurang termotivasi sehingga produktivitasnya rendah, lokasi produksi sangat kotor, tumpukan produksi di gudang sangat tinggi karena tingginya angka reject, dan hampir semua indikator berada dalam kriteria negatif. Sang CEO merasa sangat bingung darimana dia harus membenahi pabrik tersebut.

Hari kedua dia berada di pabrik tersebut, sang CEO memanggil seluruh manager di perusahaan, dan mengatakan bahwa hari ini dia hanya membuat satu keputusan yaitu "seluruh gudang yang ada di pabrik harus dirobohkan dan menjadi sarana olah raga karyawan".
Semua manager terperangah dan melakukan penolakan, tetapi sang CEO tetep "keukeuh" dan berkata "lakukan saja dan lakukan pula penyesuaian yang diakibatkan tidak adanya gudang di pabrik kita."

Kita bisa membayangkan sebuah pabrik tanpa adanya sebuah gudang. Begitu raw material (bahan baku) datang maka harus langsung masuk ke dalam proses produksi. Begitu barang selesai dari proses produksi maka harus langsung dikirim ke pembeli.
Bagian Engineering sangat sibuk untuk mempersiapkan layout dan proses produksi yang efisien. Bagian HRD mempersiapkan orang-orang dengan produktivitas yang tinggi dan mengganti orang-orang yang "lambat" serta memberikan kesempatan kepada karyawan untuk membugarkan diri mereka dengan olah raga di tempat yang telah disediakan perusahaan, di sela-sela waktu senggang mereka. Bagian akunting dan keuangan selalu memonitor data real time dan membenahi sistem pembayaran atau uang perusahaan tak akan pernah kembali. Bagian pengiriman membuat sistem delivery yang lebih cepat, hubungan dengan vendor menjadi lebih intens dengan pola monitoring yang ketat. Semua sendi dalam perusahaan tiba-tiba bergerak dinamis, dan real hanya dalam waktu kurang dari satu semester pabrik tersebut menjadi pabrik yang rapi dan menguntungkan.

Ternyata dalam perenungan sang CEO, dia merasakan bahwa sumber terbesar dari permasalahan di pabriknya adalah adanya gudang dan tumpukan produksi yang aman. Dia menganalisa bahwa dengan membuat satu keputusan yang paling benar dan telak di pusat sasaran permasalahan, maka meskipun cuma 20% letak masalahnya tetapi bisa menyelesaikan 100% permasalahan yang dihadapinya.

Begitulah prinsip pareto bekerja, menyelesaikan 20% permasalahan utama akan memberikan dampak 80% bahkan 100% terhadap perbaikan.
Prinsip dasar pareto adalah proses analisa untuk menemukan hal yang paling memiliki nilai pengaruh yang tertinggi dan mengeksekusi dalam sebuah keputusan di waktu yang tepat.

Lalu, bagaimana “Prinsip Pareto” ini bekerja dalam kehidupan kita sehari-hari?
Coba perhatikan kembali kejadian-kejadian dan masalah-masalah yang anda hadapi. Apakah anda telah melakukan 20% pemecahan masalah utama yang memberikan dampak 80% terhadap tujuan akhir?

Berikut beberapa contoh prinsip pareto dalam hidup kita sehari-hari :

1. Dari 100% fitur alat elektronik, seperti misalnya Handphone, TV, Komputer, dll yang hanya dipakai kemungkinan kurang dari 20% dari fitur yg tersedia (kuasai 20% fitur yang tersedia, dan anda akan terhubung dengan 80% fitur lainnya)

2. 100% Kebersihan rumah yang begitu luas… akan terasa, dengan cara anda fokus terhadap kebersihan 20% bagian rumah itu sendiri. (Ga mungkin banget kita naek2 ke atas atap tiap bulan… kan…)
apa yang biasa kita lakukan adalah cukup memastikan kebersihan halaman, ruang tamu dan kamar mandi (khusus untuk bagian kamar mandi ini, saya selalu melakukan pengecekan awal saat pertama kali saya akan menginap di suatu penginapan/ hotel)

3. 100% pekerjaan kita pada dasarnya adalah rutin dari waktu ke waktu. Bila kita tetapkan sistem yang baik maka sebenarnya kita hanya fokus pada 20% aktivitas yang berkontribusi terhadap 80% pencapaian target. 20% aktivitas tersebut adalah Planning (masih ingat Prinsip 3 : PDCA kan?)

Intinya adalah Fokus... Fokus dan Fokus terhadap hal-hal yang bisa dilakukan berdasarkan BIG ROCK-nya. Jangan habiskan energi untuk melakukan aktivitas yang ’merampok’ waktu kita, sehingga pekerjaan kita menggulung dan menggunung keesokan harinya...lagi dan lagi... Kalau sudah begitu, kelihatannya kita sibuk, padahal...

Performance is not measured by business but by Result.


Note :
beberapa ide dan masukan diperoleh dari seorang teman yang mohon maaf, saya lupa namanya. Bagi teman yang merasa pernah memberikan masukan tersebut, mohon maaf saya tidak dapat menyebutkan nama dan terima kasih atas ide dan masukannya, saya telah ‘sharing’ internal di perusahaan saya sebelumnya, dan saya pikir sudah saatnya untuk di ’share’ ke teman-teman yang lain.

No comments: