Thursday, February 25, 2010

DISIPLIN : orang, pola pikir, tindakan atau budaya?

DISIPLIN : orang, pola pikir, tindakan atau budaya?


“Saat ini sedang dilakukan ‘operasi bahu jalan’ di jalan tol jagorawi, bagi para pengguna jalan tol untuk tidak menggunakan bahu jalan kecuali dalam keadaan darurat.”
Demikian suara penyiar radio yang sedang menyiarkan berita. Saya sedikit heran dengan isi berita tersebut, mengapa harus dilakukan operasi bahu jalan, karena sudah jelas-jelas terpampang rambu di sepanjang jalan tol “dilarang menggunakan bahu jalan kecuali dalam keadaan darurat” atau “bahu jalan hanya untuk keadaan darurat”.

Kalau saya berpikir secara ‘normal’ menurut saya, operasi bahu jalan tidak perlu dilakukan karena alat pemberitahu sudah tersedia dan sosialisasinya pun sudah ada sejak jalan tol tersebut dibangun.
Namun, sebaiknya saya berpikir ‘up-normal’ (sedikit di atas normal) untuk dapat membenarkan tindakan ini, karena dalam kenyataannya, tidak peduli apakah ada rambu atau tidak, tetap saja banyak pengguna jalan tol yang menggunakan bahu jalan untuk melajukan kendaraannya, apakah itu untuk menyalip (dari kiri) ataupun sekedar menghindari kemacetan (kecuali jika ada petugas).

Saya sering tersenyum sendiri dan merasa ‘kasihan’ bila melihat pengguna jalan tol yang dengan arogannya menggunakan bahu jalan, melaju dengan kencang mendahului mobil-mobil yang mengantri di lajur yang benar. Dan senyum saya akan bertambah lebar, saat melihat mereka mencoba menyelip diantara mobil-mobil yang mengantri di lajur kiri, karena, ternyata, di depan mereka, di bahu jalan, terparkir mobil petugas polisi patroli jalan tol. Saya hanya bergumam, “kasihan, mental disiplin mereka hanya sampai segitu.”

Seperti sebuah organisasi, masyakarat kita pun merupakan sebuah organisasi yang memiliki peraturan, kebijakan, ketentuan dan prosedur yang harus ditaati oleh anggotanya. Namun kenyataannya, seberapapun organisasi memiliki peraturan, kebijakan, ketentuan dan prosedur kerja, tidak dapat dipastikan bahwa peraturan, kebijakan dan prosedur kerja tersebut dilaksanakan sesuai sebagaimana yang seharusnya.

Maka wajar bila kemudian organisasi melakukan audit guna memastikan peraturan dan prosedur tersebut dijalankan. Sebagaimana petugas yang berwenang (polisi lalu lintas) melakukan operasi/ pemeriksaan di jalan. Namun bila kita tilik lagi, seberapa sering organisasi melakukan audit, seberapa sering petugas berwenang melakukan operasi/ pemeriksaan, dan bagaimana hasilnya, dari satu pemeriksaan ke periode pemeriksaan berikutnya?

Selalu saja ada bagian dari peraturan atau prosedur yang tidak dijalankan. Mengapa? Secara umum seringkali penyebab utama bukanlah pada alatnya, melainkan karena kurangnya kesadaran untuk melakukan sesuai yang diharuskan, kalaupun dilakukan, seringkali tidak secara konsisten. Sebagian orang melaksanakan kebijakan ataupun prosedur tersebut karena ‘harus’ dan bukan karena kesadaran pentingnya mengapa dilakukan.
Sama seperti yang dilakukan oleh para pengguna jalan tol yang taat peraturan jalan hanya jika ada petugas karena takut kena tilang, bukan karena faktor keselamatan dirinya.
Disiplin yang dipunyai adalah disiplin karena adanya peraturan, kebijakan ataupun prosedur, bukan disiplin karena sesuatu yang diyakini sebagai nilai diri, bukan disiplin karena sesuatu yang menjadi kebiasaan, menjadi budaya.

Jim Collin dalam bukunya ‘Good to Great’ menyatakan, semua organisasi memiliki budaya, beberapa memiliki disiplin, tetapi hanya sedikit yang memiliki “budaya disiplin”.

Budaya disiplin itulah yang mestinya ditanamkan dan dikembangkan dalam organisasi dengan bentuk apapun, sehingga disiplin yang dijalankan adalah merupakan budaya, kebiasaan, standar atau nilai yang diyakini oleh setiap individu dalam organisasi. Bukan sebagai ‘polisi’ atau ‘hukum’ yang menghakimi dan mengadili bila seseorang tidak berlaku disiplin. Disiplin yang seperti ini akan pasang surut seiring dengan penerapan peraturan dan kebijakan dalam organisasi tersebut. Terlebih lagi bila penerapannya tidak konsisten.
(Saya yakin banyak contoh realnya).

Jika Anda memiliki orang yang disiplin, Anda tidak memerlukan hirarki.
Jika Anda memiliki pola pikir yang disipliln, Anda tidak memerlukan birokrasi.
Jika Anda memiliki tindakan yang disiplin, Anda tidak memerlukan pengendalian yang berlebihan.
Jika Anda memiliki budaya disiplin dan etika,
Anda akan menemukan ramuan ajaib untuk menghasilkan kinerja yang hebat.
(Jim Collins)

No comments: