MELAWAN atau MENGARAHKAN LAWAN?
Apakah Anda suka memancing?
Bagaimana perasaan Anda selama kegiatan/ proses memancing tersebut?
Bagaimana (kira2) perasaan si ikan selama proses dipancing?
Antara ingin memakan umpan atau menghindari mata kail Anda....
Kalau ternyata si-ikan memilih untuk memakan umpan Anda, maka apa yang kemudian dirasakan oleh si-ikan? Marah atau kesal atau merasa kalah......
Siapa yang memegang kendali sebelum ikan terpancing?
Anda mungkin berpikir Anda lah yang memegang kendali, karena Anda merasa bisa mengarahkan mata kail kemana pun Anda mau, dan ikan akan mengikuti.
Siapa yang memegang kendali setelah ikan terpancing?
Anda mungkin masih berpikir, Anda lah yang memegang kendali, karena Anda merasa bisa manarik tali pancing ke atas dan memperoleh ikannya.
Sayangnya, Bukan!
Baik sebelum ataupun sesudah terpancing, yang memegang kendali adalah si ikan.
Sebelum terpancing, si ikan punya pilihan, apakah akan memakan umpan Anda atau menghindarinya.
Setelah terpancing, si ikan tetap punya pilihan, apakah akan menyerah pada umpan Anda atau mencoba melapaskan diri dari mata pancing Anda.
Saat melepaskan diri pun si ikan masih punya pilihan, apakah melepaskan diri dengan perlahan atau akan meronta-ronta karena marah dan kesal agar terlepas dari mata kail.
Nah, bayangkan Anda adalah ikan yang sedang dipancing. Apa yang akan Anda lakukan?
Pancingan dapat diartikan sebagai perilaku orang lain yang cenderung membuat Anda tidak nyaman atau menanggapi secara tidak produktif.
Anda dapat saja memancing ‘kemarahan’ orang lain dengan nada suara Anda saat berbicara, atau kata-kata yang Anda sampaikan ataupun perilaku yang Anda perlihatkan. Dan sebaliknya Anda pun mungkin dapat terpancing karena orang lain berbicara kepada Anda dengan nada dan kata-kata atau perilaku yang mungkin membuat Anda marah.
Jika Anda memberikan respon dengan cara marah dan kesal, maka pancingan orang itu berhasil, dan Anda adalah ikan yang terperangkap ke dalam umpan.
Kalau hal ini terjadi, dan Anda terus memakan umpannya, maka siapa yang pegang kendali? Orang yang memancing Anda tentunya.
Siapa yang menang? Sekali lagi, orang yang memancing Anda tentunya....karena berhasil “memperoleh” Anda...
Semakin Anda marah dengan kondisi yang terjadi, maka akan semakin sakit yang Anda rasakan. Seperti halnya ikan, semakin ‘meronta’ berusaha melepaskan diri dari pancingan, maka semakin sakit rasanya, karena ujung kail telah masuk ke dalam mulut ikan yang sudah terpancing.
Sebelum ‘terpancing’, sebenarnya Anda dapat memilih respon Anda atas pancingan tersebut. Seperti dalam olah raga bela diri Aikido, dimana diajarkan bagaimana cara Anda mengarahkan lawan yang menyerang Anda, bukan dengan cara menyerang balik.
Jika yang Anda lakukan adalah menyerang balik, maka energi yang terkuras akan lebih besar, bahkan lebih besar dari serangan yang ditujukan kepada Anda. Dan kalau ternyata usaha melawan balik Anda gagal, maka selain kehabisan energi, Anda juga akan merasa ‘kalah’.
Jika yang Anda lakukan adalah mengarahkan serangan, maka lawan akan mengikuti kemana Anda mengarahkan, karena tujuan mereka adalah menyerang, tentunya akan mengikuti yang diserang. Anda berjalan ke kanan maka lawan akan ikut ke kanan, Anda meliuk ke kiri maka lawan akan mengikuti dengan serangan meliuk ke kiri. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka siapa yang akan pegang kendali? Anda!
(Sama seperti memancing bukan? Kalau umpan Anda tidak dimakan-makan juga oleh ikan, maka Anda mencoba memancingnya lagi, melemparkan mata kail lagi, kalau perlu memindahkan arah umpan, kalau perlu berpindah tempat mancing, mengikuti kemana si-ikan pergi; siapa yang pegang kendali? si IKAN.)
Seperti ikan, Anda dapat mengarahkan lawan (orang yang menyerang emosi Anda) kemana pun Anda mau.
Bagaimana perasaan lawan menurut Anda?
Bisa lebih marah dan menyerang lebih keras atau berhenti menyerang.
Dan biasanya mereka akan berhenti menyerang, karena kehabisan energi dan merasa ‘kalah’.
(Kondisi yang sama seperti saat Anda memancing tetapi tidak memperoleh ikan; Manakah yang lebih sering Anda lakukan? :
• Marah/ kesal dan kemudian mengambil jala atau serokan untuk mengambil ikan dengan lebih mudah, artinya perlu tenaga dan usaha ekstra untuk memperoleh ikan tersebut;
• Pulang dengan perasaan ‘kalah’;
• Membeli ikan di pasar, (menumpahkan kekesalan/ kekalahan Anda kepada orang lain). Tapi apakah Anda merasa puas mendapatkan ikan dengan membeli di pasar? Saya yakin tidak, Anda tetap merasa ‘kalah’.)
+++++
Bila Anda mendapat ‘pancingan’, maka kelolalah emosi Anda, pilih respon yang tepat dan arahkan lawan ke arah interaksi yang produktif.
Bila Anda tidak dapat mengharapkan orang lain untuk berpikir logis, maka Anda lah yang berpikir logis.
Tuesday, February 23, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment