Thursday, February 25, 2010

Menimbun Perasaan Negatif

MENIMBUN PERASAAN NEGATIF

Perasaan-perasaan negatif apa sajakah yang anda timbun hari ini?

Pernah dengar cerita ini?
Hari ini Anda bangun kesiangan karena rupanya jam weker Anda tidak berbunyi dan setelah Anda cek, ternyata Anda lupa menyetel alarmnya. Padahal hari ini Anda ada meeting dengan klien yang jadwalnya susah payah Anda peroleh.
Bergegas Anda pergi ke kamar mandi untuk mandi, ternyata di tengah-tengah Anda mandi, air habis terpaksa Anda mengisi tadah air dan melanjutkan mandi Anda. Selesai mandi Anda pun mencoba untuk tetap sarapan dengan sepotong roti dan secangkir kopi. Namun karena tergesa-gesa, kopi Anda pun tumpah, dan mengenai baju Anda. Terpaksa Anda mengganti baju Anda dengan yang bersih.
Mengingat lokasi yang cukup jauh, Anda memutuskan untuk naik taksi, agar Anda tidak perlu menyetir sehingga dapat mempersiapkan dan mengecek kembali berkas-berkas yang diperlukan dalam meeting. Rupanya mencari taksi tidak semudah yang Anda kira, karena ternyata Anda memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk menunggu mendapat taksi kosong. Akhirnya Anda pun mendapatkan taksi. Ketika Anda sampaikan tujuan Anda kepada sopir taksi, ternyata sopir taksi tidak mengenali daerah tersebut karena dia baru mulai bekerja, sehingga dia perlu petunjuk dari Anda, artinya Anda tetap harus memperhatikan jalan untuk memberi tahu sopir taksi alamat yang Anda maksud.
Bermaksud mengambil jalan pintas, ternyata Anda terjebak macet setelah sebelumnya terhalang oleh kereta api yang melintas. Karena tidak terlepas dari macet juga, akhirnya Anda memutuskan untuk melanjutkan perjalanan Anda dengan naik ojek. Namun baru saja Anda melewati belokan pertama, seorang petugas polisi memberhentikan ojek Anda, karena Anda tidak memakai helm. Setelah selesai proses tilang, Anda pun melanjutkan perjalanan kembali. Sayang seribu sayang, ketika Anda sampai di kantor klien, klien yang akan Anda temui sudah keluar kantor karena telah menunggu Anda cukup lama dan dia mempunyai janji meeting yang lain.
Pppppffffff......!!!

Begitu banyak perasaan negatif yang Anda alami pada hari itu.
Contoh di atas mungkin ekstrim, tetapi bisa jadi suatu saat terjadi pada Anda, mungkin dengan versi yang berbeda, (semoga tidak).

Semakin banyak Anda menumpuk perasaan negatif, maka suatu saat Anda akan menumpahkannya kepada orang lain, dan orang lain itu bisa jadi rekan Anda atau bahkan pelanggan Anda.

Bagaimana menghindari menumpuknya perasaan-perasaan negatif?

1. Mengubah harapan anda (terhadap orang-orang & kejadian-kejadian).
Jika Anda menetapkan harapan yang terlalu tinggi atau spesifik atas perilaku orang lain, Anda mungkin akan sering kecewa. Jika Anda membayangkan dan mengharapkan kejadian-kejadian khusus terjadi, Anda mungkin juga akan kecewa pada hasil yang sebenarnya. Dan pada akhirnya Anda akan menumpuk satu-dua perasaan negatif akibat kekecewaan Anda.
Jika orang lain tampak sering mengecewakan Anda, mungkin Anda berharap terlalu banyak atau Anda tidak memberitahukan harapan Anda kepada mereka.

2. Menerima orang lain dan kejadian-kejadian sebagaimana adanya.
Jika Anda dapat menerima orang lain ataupun kejadian sebagaimana adanya, maka Anda akan menumpuk lebih sedikit perasaan negatif. Bila Anda selalu membandingkan orang lain atau kejadian sebenarnya dengan harapan Anda, maka Anda akan menumpuk lebih banyak perasaan negatif. Jika Anda kecewa terhadap seseorang atau suatu kejadian, pandanglah perilaku orang tersebut atau kejadian tersebut secara positif.

3. Mencari hal positif dari setiap perilaku orang lain atau dari setiap kejadian.
Dengan berasumsi bahwa dibalik setiap perilaku orang lain atau setiap kejadian terdapat hal positif akan mencegah Anda memunculkan perasaan negatif dan mencegah Anda memiliki harapan-harapan yang mungkin tidak dapat terpenuhi.

4. Jika anda perlu bantuan, mintalah.
Jangan berharap orang lain membaca pikiran anda. Sampaikanlah apa yang Anda inginkan atau perlukan. Jika Anda berharap orang lain otomatis tahu apa yang Anda inginkan, Anda mungkin juga merasa dapat membaca pikiran orang lain dan menafsirkan perilaku orang lain yang dapat mengakibatkan perasaan negatif pada diri Anda.

5. Memutuskan untuk tidak bereaksi terhadap perilaku orang lain.
Anda dapat memutuskan bahwa marah, kesal atau apapun perasaan negatif yang orang lain rasakan adalah masalah mereka. Anda dapat berasumsi bahwa perasaan-perasaan itu tidak diarahkan kepada Anda secara pribadi, tetapi pada ‘sesuatu’ yang lain.

6. Mengambil tanggung jawab atas perasaan anda sendiri.
Bertanggung jawab atas perasaan Anda sendiri dan tidak menyalahkan orang lain adalah cara positif untuk memberikan reaksi terhadap perilaku orang lain atau terhadap suatu kejadian. Berhentilah mengatakan, “Dia membuat saya marah,” atau “Kejadian ini membuat saya marah.” dan menggantinya dengan “Saya marah”, artinya Anda memutuskan untuk marah bukan ‘dia’ atau ‘kejadian’ itu yang membuat Anda marah.

Jika Anda mampu memperjelas harapan Anda, mengubah harapan Anda terhadap kejadian atau perilaku orang lain dan menerima kejadian atau orang lain sebagaimana adanya, maka Anda tidak akan menimbun begitu banyak perasaan negatif.

No comments: